KISAH DIBALIK PEMINDAHAN EMPAT MAKAM DARI TPU TANAH KUSIR KE PEMAKAMAN KHUSUS MUSLIM AL AZHAR

gerbang Al Azhar Memoria Garden

Dituturkan oleh: Hartono (Konsumen)

Ditulis oleh: Nawi

Saya Hartono, usia 58 tahun. Pada hari Rabu, 9 November 2022 saya memindahkan empat makam keluarga saya yang terdiri dari makam kakek wafat tahun 1991, makam nenek wafat tahun 1988, makam ayah wafat tahun 1988 dan makam paman wafat tahun 2006.

Kesemuanya dimakamkan di satu lubang masing-masing yang terpisah di TPU Tanah Kusir Bintaro. Walaupun dalam satu TPU, setiap makam terpisah beberapa blok dan baris, sehingga ketika kami berziarah harus menguatkan diri berjalan mengunjungi makam tersebut, apalagi ada beberapa anggota keluarga kami karena faktor usia dan lain hal sudah berat dibawa berjalan, tapi karena kecintaan yang tinggi dengan mereka, tidak afdol rasanya jika tidak mengunjungi satu persatu keempat makam tersebut.

Bukan tanpa alasan kenapa saya harus memindahkan empat makam tersebut. Dari usia makam terlama 1988 sampai yang terakhir 2006, rasa cemas dan intaian akan hilangnya makam keluarga kami, kerap menghinggapi kepala saya selaku anggota keluarga yang diamanahkan untuk merawat keempat makam tersebut. Ditengah kesibukan kerja, saya kadang nyaris lupa memperpanjang IPTM (Izin Penggunaan Tanah Makam) yang dikeluarkan TPU. Belum lagi harus “memegang orang” petugas TPU untuk merawat rumput makam dan ini hubungan perorangan yang kerap terjadi missed komunikasi masalah pembayaran dan perawatannya. Sudah dapat orang yang baik, tapi tak lama orangnya meninggal juga..muncul lagi masalah baru.

Bagi yang belum punya makam keluarga di TPU atau tidak diamanahi merawat makam, tidak akan terbayang masalah-masalah itu. Bagi saya sendiri, bagaimana nanti estafet perawatan makam keluarga kedepannya kalau saya meninggal dunia juga?

Tepat pukul 8 pagi, petugas TPU membongkar satu persatu dari empat makam keluarga saya. Sekelebat muncul bayangan kenangan-kenangan indah kakek, nenek, ayah dan paman selama hidupnya. Memori perjuangan mereka membersamai keluarga besar, makin menguatkan doa-doa kami yang masih hidup kepada mereka yang sudah wafat.

Sekira pukul 12 siang, selesai penggalian kembali makam, dikafankan ulang dan dibawa ke Taman Pemakaman Muslim Al Azhar Memorial Garden. Setelah digelar prosesi pemakaman ulang empat kerangka jenazah (selesai pukul 14.00), ingatan saya terlempar di bulan Agustus 2020 ketika saya memutuskan untuk ambil 13 unit berjajar kavling makam untuk saya dan keluarga lainnya.

Tuntas sudah apa yang selama ini menjadi pikiran dan kekhawatiran terkait perawatan makam keluarga dan bersyukur sekali karena saya tidak mewarisi lagi perawatan makam keluarga kepada anak dan cucu untuk yang akan datang.

Ibu saya pun bahagia bukan kepalang, karena empat makam orang-orang yang dikasihinya berjajar rapi dalam satu baris. Pada akhirnya, saya, ibu dan keluarga lainnya pasti akan menyusul di tempat yang sudah kami siapkan di samping orang-orang yang telah lama mengasihi kami hingga wafat.

Takdir bisa menempatkan saya wafat di mana saja, tapi menyiapkan apa yg sudah PASTI kami akan hadapi, adalah sebuah keniscayaan yang tetap harus diikhtiarkan, agar tidak menyulitkan keluarga yang lain.

Alhamdulillah, pengalaman panjang merawat makam keluarga yang dipenuhi perasaan was-was dengan segala dinamika di TPU Tanah Kusir usai sudah. Kini kami titipkan perawatan makam orang-orang yang kami kasihi di Taman Pemakaman Muslim Al Azhar karena di sini sudah secara sistematis dan profesional dirawat rumputnya dan akan terus ada tanpa takut kehilangan makam orang yang kami sayangi.

Sharing is Caring...

pelayanan 24 jam
Layanan dari Ahli

Jelajahi Layanan Kami

Temukan jawaban atas keraguan Ayah Bunda di sini. Mulai terhubung sekarang juga dengan para Expert!

Kategori

Ada pertanyaan?

Scroll to Top